Rabu, 10 Oktober 2007

Kemiskinan makin membelit negeri ini

Sangat pilu rasanya menyaksikan tayangan para dhuafa yang saling berebutan infaq yang dibagikan beberapa hari menjelang Lebaran di Semarang. Adalah seorang pengusaha yang beniat untuk membagikan infaq senilai Rp. 12.000,- kepada 4.000 kaum dhuafa, ini adalah niat yang tulus tetapi berdampak keonaran yang makin mendera kaum dhuafa dengan luka dan kesakitan akibat saling berimpitan dan terinjak-injak.

Hal serupa juga terjadi di Brebes, ketika Pemerintah Daerah bermaksud membahagiakan warganya dengan menjual paket sembako murah seharga Rp.10.000,- kepada kaum dhuafa dengan harapan mereka juga bisa bergembira di hari Lebaran. Jumlah orang yang ingin mendapatkan paket sembako murah ini ternyata jauh di luar target yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah, akibatnya terjadi rebutan, desak-desakan diantara para peminat sembako murah. Satu lagi, potret yang mempertunjukkan bahwa kemiskinan benar-benar makin membelit negeri ini.

Niat baik semacam ini, memang harus diikuti dengan pengaturan yang lebih baik dan rapi. Pertama harus dilakukan survey lengkap, berapa jumlah kaum miskin yang akan dibantu. Bila data kurang akurat, akan berakibat terjadinya ledakan massa yang tidak diduga oleh para penyelenggara aksi sosial. Bila jumlah sudah terdata dengan baik, pembagian kupon juga harus dibagikan merata, dan diupayakan menggunakan pembagian waktu yang berbeda, diupayakan setara dengan tempat lokasi pelaksanaan aksi sosial. Jadi, bila tempat hanya berkapasitas 100 orang, pada setengah jam pertama, kupon yang dibagikan hendaknya juga untuk 100 orang saja. Jadi, kupon harus diberikan jam yang berbeda agar tidak terjadi penumpukan massa. Hal ini guna mencegah terjadinya aksi saling dorong, desak-desakan yang bisa berakibat terjatuhnya, terhimpitnya dan terinjak-injaknya orang lanjut usia dan anak-anak.

Dengan pengaturan yang lebih baik, semoga niat baik bisa sampai pada tujuan.

1 komentar:

ULATBULU mengatakan...

Mungkin saran saya bisa dicoba, ngapain diumumkan???ga usah diumumkan langsung aja keliling daerahnya /dijalan jalan ,langsung bagikan, terus , kasih cap ditangannya kaya pemilu,biar kagak dapat/ meminimalkan yg dobel atau disatu area gak usah dikunjungi 2 kali,pasti sampai kesasarannya.

Kenapa ide saya begini???sebab paada saat ada kabar ada pembagian/jual sembako murah...maka orang2 mampu pun berubah jadi "KAUM DHUAFA" saya pernah lihat bawa mobil kijang bawa anak,emak teteh dll ampe penuh ,ikut ngantri semua.....masyaallah.....maksud suci jadi, tergannggu oleh orang orang serakah dan tidak tahu malu.......,kalau mau cari orang susah ...bbbuuuaaannnnyyyaaakkk kok,...dimana mana ada.....bung Sut termasuk gak?????

Wassallam